Thursday, June 10, 2010

Fathu Makkah (siroh kelompok 7)

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh !

salam abah !

as request by om fajar


FATHU MAKKAH

Latar belakang
• Mensucikan Ka’bah dari najis dan kotoran, dan mengembalikan kota Makkah pada keadaan semula
• Pelanggaran Kaum Kafir terhadap perjanjian Hudaibiyah

Pengingkaran Bani Bakr dan Kaum Quraisy terhadap perjanjian
Dalam perjanjian Hudaibiyah, disepakti bahwa siapa saja yang ingin bergabung dengan Rasulullah saw. dipersilahkan, dan bagi siapa saja yang ingin bergabung dengan kaum Quraisy juga dipersilahkan.
Bani Khuza’ah bergabung dengan Rasulullah, dan Bani Bakr bergabung dengan kaum Quraisy. Kaum Quraisy dan Bani Bakr melanggar perjanjian Hudaibiyah dengan menyerang Bani Khuza’ah saat mereka sedang melaksanakan shalat. Akhirnya terjadi pertikaian.
Pertikaian antara Bani Khuza’ah dan Bani Bakr
Bani Bakr mendapat bantuan pasukan dan persenjataan dari kaum kafir Quraisy, dan terus mendesak Bani Khuza’ah. Akhirnya Bani Khuza’ah mengirim utusan bernama Amr bin Salim untuk menghadap Rasulullah di Madinah. Amr bin Salim memberitahukan kepada Rasulullah perihal pelanggaran kaum kafir Quraisy dan Bani Bakr terhadap Perjanjian Hudaibiyah. Amr bin Salim meminta bantuan kepada Rasulullah, dan Rasulullah berkata akan menolong Bani Khuza’ah.
Rasulullah mengirim utusan untuk menyanyakan kepada kaum Quraisy mengapa melanggar perjanjian Hudaibiyah, dan memberikan 3 pilihan:
• Membayar tebusan atas pembunuhan terhadap Bani Khuza’ah
• Melepaskan dari perjanjian, orang-orang yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Dan menghukum Qisash
• Membiarkan mereka berbuat yang sama

Tetapi kaum Quraisy menyatakan untuk membiarkan mereka berbuat yang sama. Dengan demikian, putuslah perlindungan terhadap kaum Quraisy.
Kaum Quraisy melobi untuk memperbarui perjanjian
Quraisy menyesali tindakannya kemudian mengutus Abu Sufyan kepada Rasulullah saw guna meminta perpanjangan dan perbaruan "gencaran senjata“. Abu Sufyan menemui dan berbicara dengan Rasulullah saw tetapi beliau tidak menjawab sama sekali. Kemudian Abu Sufyan pergi menemui Abu Bakar meminta bantuannya untuk membicarakan persoalan yang dibawanya kepada Rasulullah saw tetapi Abu Bakar menjawab: “Aku tidak bisa melakukannya.“ Ia lalu pergi menemui Umar bin Khattab untuk tujuan yang sama. Umar ra menjawab: “Apa? Aku harus membantumu menghadapi Rasulullah saw? Demi Allah, sekiranya aku tahu engkau berbuat kesalahan walaupun sebutir pasir, tentu engkau kuperangi.“

Akhirnya Abu Sufyan kembali ke Mekkah tanpa membawa hasil apa-apa.
Persiapan menuju Makkah
Sementara itu Rasulullah saw telah melakukan persiapan secara diam-diam seraya berdo‘a :
”Ya Allah, tutuplah mata-mata Quraisy dari kabar ini hingga kami mengejutkan mereka di negeri mereka.”
Setelah Nabi saw mengumpulkan pasukan, Hatib bin Abi Balta‘ah mengirim surat kepada Quraisy yang isinya memperingatkan mereka dari ancaman serangan kaum Muslimin. Ali ra berkata: "Kemudian Rasulullah saw mengutusku bersama Zubair dan Miqdad. Nabi saw berpesan: „Berangkatlah sampai kalian tiba di kebun Khakh, karena di kebun itu ada seorang wanita yang sedang membawa surat. Ambillah surat itu darinya!“ Ali ra melanjutkan: “Kemudian kami berangkat dengan menunggang kuda dan setibanya di tempat itu kami jumpai serang perempuan yang dimaksudkan oleh Nabi saw. Kami katakan kepadanya: “Keluarkanlah surat yang kamu bawa.“ Wanita itu menjawab: “Aku tidak membawa surat.“ Akhirnya kami tekan: “Keluarkan surat itu, kalau tidak engkau akan kami telanjangi“. Ali ra berkata: "Kemudian wanita itu terpaksa mengeluarkan surat yang dibawanya dari gelungannya. Kami kemudian segera pulang menyampaikan surat itu dari Hatib bin Abi Balta‘ah kepada kaum Musyrikin yang mengabarkan sebagian rencana yang hendak dilakukan oleh Nabi saw.
Hatib kemudian dipanggil dan ditanya oleh Nabi saw: “Hai Hatib, apa maksud suratmu itu?“ Ia menjawab: “Wahai Rasulullah saw, jangan buru-buru menghukum diriku. Aku mempunyai hubungan erat sekali dengan Quraisy (yakni aku bagian dari mereka). Di antara orang-orang Muhajirin yang bersama anda banyak yang mempunyai sanak famili di mekkah yang menjaga keluarga harta benda mereka. Sekalipun orang-orang Quraisy itu tidak mempunyai hubungan silsilah denganku, namun aku menginginkan supaya ada beberapa orang di antara mereka yang mau menjaga kaum kerabatku. Aku berbuat demikian itu sama sekali bukan karena aku telah murtad dan bukan pula karena aku ingin menjadi kafir, setelah aku memeluk Islam.“ Kemudian Umar bin Khattab berkata: “Biarkan saya menebas lehernya, dia telah berkhianat kepada Allah dan Rasul-Nya!“. Akan tetapi Rasulullah berkata: "Sesungguhnya dia pernah turut serta perang Badar! Apakah engkau tahu, kalau-kalau Allah meninggikan martabat orang yang turut serta dalam perang Badar, lalu Rasulullah bersabda : berbuatlah sekehendak kalian, kalian kuampuni“
Abu Sufyan masuk Islam dan Pasukan Muslimin mulai menuju Makkah
Abu Sufyan penasaran melihat api besar yang dinyalakan pasukan muslimin di dekat Zahran, dan ia bertemu pasukan muslimin saat menuju ke sumber api. Akhirnya ia ditangkap untuk menghadap Rasulullah. Ibnu Ishaq berkata diriwayatkan dari Abbas tentang rincian Islamnya Abu Sufyan menghadap : Keesokkan harinya aku bawa Abu Sofyan menghadap Rasulullah saw dan setelah melihatnya Rasulullah saw berkata: “Celaka wahai Abu Sufyan, tidakkah tiba saatnya bagi anda untuk mengetahui sesungguhnya tidak ada Illah kecuali Allah?“ Abu Sufyan menyahut: “Alangkah penyantunnya engkau, alangkah mulianya engkau dan alangkah baiknya engkau! Demi Allah aku telah yakin seandainya ada Ilah selain Allah niscaya dia telah membelaku.“ Nabi saw bertanya lagi: “Tidakkah tiba saatnya bagi anda untuk mengetahui bahwa aku adalah Rasul Allah?“ Abu Sufyan menjawab: “Sungguh engkau sangat penyantun, pemurah, dan suka menyambung keluarga. Demi Allah, mengetahui hal yang satu ini sampai sekarang di dalam diriku masih ada sesuatu yang mengganjal.“ Abbas ra menukas: "Celaka! Masuk Islamlah dan bersaksilah tiada Ilah kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah, sebelum lehermu dipenggal.“ Kemudian Abu Sufyan mengucapkan syahadah.
Abbas ra melanjutkan: "Kemudian aku katakan, wahai Rasulullah saw, sesungguhnya Abu Sufyan adalah seorang yang menyukai kebanggaan dirinya.“ Nabi saw menjawab: “Ya, barangsiapa yang masuk rumah Abu Sufyan, ia selamat, barangsiapa yang menutup pintu rumahnya ia selamat, dan barangsiapa yang masuk ke dalam Masjidil Haram ia selamat.“

Ketika Rasulullah saw bergerak menuju Mekkah, beliau berkata kepada Abbas ra: "Tahanlah Abu Sufyan di mulut lembah sampai ia menyaksikan tentara-tentara Allah lewat di depannya.“
Sikap Abu Sufyan saat penaklukan
Kemudian Abu Sufyan segera pergi ke Mekkah sebelum Rasulullah saw memasukinya. Dengan suara keras Abu Sufyan berteriak :“Wahai orang-orang Quraisy, Muhammad datang kepada kalian membawa pasukan yang tak mungkin dapat kalian atasi. Karena itu, barangsiapa yang masuk rumah Abu Sufyan ia selamat“. Ketika mendengar ucapan Abu Sufyan seperti itu, istrinya yang bernama Hindun binti 'Utbah mendatanginya lalu memegang kumisnya seraya berkata: “Bunuhlah Al Humait Ad Dasam Al Ahmas! Alangkah buruknya perbuatanmu sebagai pemimpin!“

Abu Sufyan menegaskan lagi: “Celakalah kalian kalau bertindak menuruti hawa nafsu. Muhammad datang membawa pasukan yang tak mungkin dapat kalian tandingi! Barangsiapa yang masuk rumah Abu Sufyan ia selamat.“

Orang-orang Quraisy mencemoohkan teriakannya: “Celakalah engkau, hai Abu Sufyan! Apakah gunanya rumahmu bagi kami?“

Abu Sufyan menyahut: “Barangsiapa menutup pintu rumahnya ia selamat! Dan barangsiapa yang masuk ke dalam masjidil Haram ia selamat.“

Orang-orang Quraisy kemudian berpencaran, sebagian pulang ke rumah masing-masing dan sebagian lainnya pergi ke Masjidil Haram.

Disampaikan kepada Rasulullah saw bahwa ketika Sa‘ad bin 'Ubadah melewati Abu Sufyan di mulut lembah, ia berkata :
"Hari ini adalah hari pembantaian. Hari ini dibolehkan melakukan segala hal yang dilarang di Ka‘bah.“

Kemudian Nabi saw membantah dengan sabdanya :
"Bahkan hari ini adalah hari kasih sayang, di hari ini Allah mengagungkan Ka‘bah“.

Nabi saw memerintahkan para panglima pasukannya agar tidak memerangi kecuali orang yang memerangi mereka dan enam orang lelaki serta empat wanita. Nabi saw memerintahkan membunuh mereka dimana saja mereka didapatkan. Mereka itu adalah : Ikrimah bin Abu Jahal, habbar bin Al Aswad, Abdullah bin Sa‘ad bin Abu Sarah, Muqis bin Dhababah al Laitsi, huwairits bin Nuqaid, Abdullah bin Hilal, Hindun binti 'Utbah, Sarah mantan budak Amer bin Hisyam, Fartanai dan Qarinah (kedua wanita terakhir ini di masa dahulu selalu menyanyikan lagu-lagu penghinaan kepada Nabi saw).
Saat memasuki Kota Makkah
Rasulullah dan pasukannya memasuki Kota Makkah dengan rendah hati, menundukkan kepala, merendah karena Allah. Nabi saw memasuki Mekkah langsung menuju Ka‘bah. Di sekitar Ka‘bah masih terdapat 360 berhala. Kemudian Nabi saw menghancurkannya satu persatu dengan sebuah pentungan di tangannya seraya mengucapkan: “Kebenaran telah tiba dan lenyaplah kebathilan. Kebenaran telah tiba dan kebathilan tak akan kembali lagi.“ Di dalam Ka‘bah juga terdapat beberapa berhala sehingga Nabi saw enggan memasukinya sebelum berhala-berhala itu dihancurkan. Kemudian berhala-berhala itu dikeluarkan. Di antaranya terdapat patung Ibrahim dan Isma‘il di kedua tangannya memegang Azlam (anak panah untuk berjudi). Sabda Nabi saw: “Celakalah mereka, sesungguhnya mereka tahu bahwa keduanya (Ibrahim dan Ismail as) tidak pernah berjudi sama sekali.“ Setelah itu Nabi saw masuk ke dalam Ka‘bah dan bertakbir di sudut-sudut Ka‘bah kemudian keluar dan tidak melakukan shalat di dalamnya.

Nabi saw memerintahkan Ustman bin Thalhah (termasuk pemegang kunci Ka‘bah) agar memberikan kunci kepada beliau. Dengan kunci tersebut Nabi saw membuka Ka‘bah kemudian masuk ke dalamnya. Setelah keluar Nabi saw memanggil Ustman bin Thalhah dan mengembalikan kunci itu kepadanya seraya berkata: “Terimalah kunci ini untuk selamanya. Sebenarnya bukan aku yang menyerahkannya kepada kalian, tetapi Allah yang menyerahkannya kepada kalian. Sesungguhnya tidak seorang pun akan mencabutnya (hak memegang kunci Ka‘bah) kecuali seorang yang zhalim.“ Dengan ucapan ini beliau mengisyaratkan kepada firman Allah: “Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian agar menyampaikan amanat-amanat itu kepada para ahlinya.“

Rasulullah saw juga memerintahkan Bilal naik ke atas Ka‘bah mengumandangkan adzan shalat. Kemudian orang-orang berduyun-duyun masuk ke dalam agama Allah. Ibnu Ishaq berkata: Setelah orang-orang berkumpul di sekitarnya, Nabi saw sambil memegang kedua penyanggah pintu Ka‘bah mengucapkan khutbahnya kepada mereka :
"Tiada Ilah kecuali Allah semata. Tiada sekutu bagi-Nya. Dialah (Allah) yang telah menepati janji-Nya, memenangkan hamba-Nya (Muhammad) dan mengalahkan musuh-musuh sendirian. Sesungguhnya segala macam balas dendam, harta dan darah semuanya berada di bawah kedua kakiku ini, kecuali penjaga Ka‘bah dan pemberi air minum kepada jama‘ah haji. Wahai kaum Quraisy! Sesungguhnya Allah telah mencabut dari kalian kesombongan jahiliyah dan mengagungkannya dengan keturunan. Semua orang berasal dari Adam dan Adam itu berasal dari tanah.“
Selanjutnya Nabi saw bertanya :
"Wahai kaum Quraisy! Menurut pendapat kalian, tindakan apakah yang hendak kuambil terhadap kalian?“
Jawab mereka :
"Tentu yang baik-baik! Hai saudara yang mulia dan putra saudara yang mulia.“
Beliau lalu berkata :
"Pergilah kalian semua! Kalian semua bebas.“
Lalu Rasulullah saw. mengangkat seorang pemimpin untuk memimpin kota Makkah, yaitu ‘Atab bin Usaid yang masih berusia muda.

Hikmah dari peristiwa Fathu Makkah
• Islam adalah agama yang cinta damai, terbukti dengan peristiwa penaklukan kota makkah yang terjadi tanpa pertumpahan darah
• Seorang muslim haruslah menjadi seorang pemaaf
• Agama Islam adalah agama yang paling diridhoi oleh Allah SWT, terbukti dengan pertolongan Allah SWT kepada kaum muslimin




mohon maaf ya kalo berantakan, pengen naro slide kaya bang yahya tapi masih belom tau caranya -,-

1 comment:

  1. Bagus gan postingannya saya jadi banyak ilmu islam nih ty ya!

    ReplyDelete